menu melayang

Selasa, 11 Februari 2020

Keberadaan Media Sosial sebagai sarana Komunikasi Massal



Dalam upaya mencegah terjadinya Faham Radikal dan kekerasan terhadap wanita/anak di lingkungan Sekolah Direktorat Binmas Polda Bali, bertempat di Aula SMA N 1 Kediri Kabupaten Tabanan telah menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD). pada Selasa  (11/2/2020).

Dalam kegiatan FGD ini   turut hadir yaitu Kepala Sub Direktorat Pembinaan Ketertiban Sosial (Kasubdit Bintibsos) AKBP. Drs. Moh. Asharianto, M.M., yang mewakili Direktur Binmas Polda Bali dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2 TP2A), Lembaga Pemerhati dari Kementrian Hukum dan Ham Kabupaten Tabanan,  sebagai  Narasumber yakni Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan, Psikiater Rumah sakit Jiwa Kabupaten Tabanan Dr. I G.N.B. Mahayasa, SpKJ., Anggota Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Tabanan Aiptu Olandina De Jesus, S.H., turut hadir pula Kasat Binmas Polres Tabanan AKP I Nyoman Suadi, S.H., Kaur Bin Ops Binmas Polres Tabanan Ipda I Nyoman Sukana, S.H., Kepala Unit Binmas Polsek Kediri Iptu. I Nyoman Mardika, bersama 6 orang anggota Bhabinkamtibmas, Perwakilan dari Komite orang tua Murid sebanyak 4 orang, Dari Guru Bimbingan Konseling sebanyak  2 orang, Tokoh  Masyarakat,
Peserta dari Siswa/ Siswi SMAN 1 Kediri, SMKN 1 Tabanan, Saka Bhayangkara, SMAN 1 Tabanan, SMAN 2 Tabanan, masing-masing 10 orang, sebagai Moderator kegiatan FGD ini, AKP. Benny Nikijuluw, S.H., Pejabat Sementara Kepala Seksi Bimbingan Pengaturan Masyarakat (P.S. Kasibinturmas) Sub Direktorat Pembinaan Ketertiban Sosial (Subditbintibsos) Dit Binmas Polda Bali, total para Audiens atau peserta yang hadir sebanyak 70 orang.

Dalam sambutannya ketika membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini Kepala Sub Direktorat Pembinaan Ketertiban Sosial (Kasubdit Bintibsos) AKBP. Drs. Moh. Asharianto, M.M., yang mewakili Direktur Binmas Polda Bali mengatakan bahwa "Ucapan terima kasih yang sedalam dalamnya kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita semua masih di berikan nafas kehidupan dan kesehatan untuk bisa mengikuti kegiatan ini, juga ucapan Terima Kasih kami haturkan kepada para Narasumber, Para Stake Holder, para Tokoh Masyarakat dan Audiens yang hadir pada saat ini memenuhi undangan kami untuk duduk bersama berbincang dan membahas serta mencari solusi atas masalah yang akan kami berikan kepada seluruh Narasumber dan Audiens yang hadir,  Focus Group Discussion (FGD) ini bertujuan untuk mengingatkan para Generasi Millenial agar cerdas (Smart) dalam bermedia sosial agar bisa menangkal faham radikal   dan kekerasan dalam menyikapi permasalan  yang ada di lingkungan  masyarakat  dan  terhindar dari tindakan kekerasan yang diakibatkan oleh dampak negatif penggunaan Media Sosial,
kita dapat dengan mudah mengakses Media Sosial  yang menyajikan bermacam ragam informasi yang menarik tapi belum tentu semuanya benar dan sesuai dengan adat istiadat kita sebagai Bangsa Indonesia sehingga kita perlu memfilter dan memilah informasi tersebut sehingga  tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi dampak buruknya", tegasnya.

Ditambahkan Pria yang juga memiliki seorang Putra seorang anggota Polri pada Direktorat Intelkam Polda Bali ini bahwa "Peran semua pihak untuk ikut ambil bagian dalam pengawasan terhadap perubahan prilaku anak mulai dari lingkungan keluarga, Sekolah, Masyarakat dan Pemerintah sangat di butuhkan sehingga lebih dini kita bisa mengambil langkah antisipatif untuk tidak berkembang menjadi kasus yang dapat meresahkan di Masyarakat menjelang dimulainya tahapan Pilkada serentak Tahun 2020 mendatang yang mesti kita dukung  amankan dan kita sukseskan", harapnya.

Dalam Sambutannya Narasumber dari Dinas Kementrian Informasi (Kemeninfo) Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan, pada intinya menyampaikan bahwa "terkait informasi dan penerima informasi membutuhkan pengertian dan pemahaman, kalau zaman dulu seperti Kentongan, surat dan lain-lain, dan kini sudah ada Media Sosial, semua sudah ada dalam genggaman kita, dan ada aplikasinya, kini komunikasi sekarang cukup lewat Media Sosial, mengerjakan soal Tugas Sekolah sekarang ini bisa lewat Goggle saja, namun sering disalahgunakan," terangnya.

Ditambahkan Putu bahwa "saat ini terkait kekerasan terhadap wanita dan anak-anak, hendaknya dapat dipahami oleh siswa dan manfaatkan Media sosial tersebut dengan sebaik-baiknya, konten-konten yang tidak baik hendaknya jangan di Share, dan Media sosial untuk edukasi, serta apabila menemukan kekerasan hendaknya dilaporkan kepada Polri", tegasnya.

Narasumber Dari Psikiater Rumah sakit Jiwa Kabupaten Tabanan Dr. I G.N.B. Mahayasa, SpKJ pada intinya menyampaikan bahwa " Penggunaan Media sosial/ HP tersebut sebenarnya baik namun sering disalahgunakan menjadi tidak baik,  sehingga perlu kita bijak didalam penggunaannya sehingga berdaya guna dan memiliki asas manfaat dalam kehidupan", terangnya.

Ditambahkan Dokter dengan Spesialisasi Ahli Jiwa ini bahwa "Disamping itu hendaknya ada keterlibatan keluarga dalam memperhatikan, mengawasi anak-anak agar tidak mudah kebablasan dan terpengaruh secara langsung pada konten konten atau aplikasi yang berbau pornografi, kekerasan seksual dan ujaran ujaran kebencian serta berita berita Hoax/Bohong", Ujarnya.

Penyampaian Materi dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Tabanan, pada intinya bahwa "kita berangkat dari satu keluarga kecil munculah karakter, dalam komunikasi di era modern ini semua pegang HP dan tidak ada/jarang komunikasi dengan keluarga.

Saya mengharapkan kepada para siswa/ siswi untuk tidak membohongi orang tua, agar para siswa/siswi bersosialisasi dengan orang lain juga ada diatur oleh Negara, bila ada hal-hal yang tidak baik di Media sosial/HP hendaknya jangan dilihat/ disalahgunakan.

"Bila ada yang colak-colek anak perempuan/ Wanita ada sanksi hukumnya. Kepada anak perempuan jangan mempergunakan pakaian yang seksi, dan prilaku yang tidak baik jangan diikuti," Tutupnya.

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel